Namaku Mirna, aku siswi SMA kelas XI di kota Bandung. Aku berpenampilan
ala kadarnya siswi atau anak sekolah, kulitku sawo matang, dan bentuk
tubuhku yang seksi dan mempunyai pinggul lumayan besar dan buah dada
yang besar seukuran usiaku, rambutku panjang dan bibirku yang sensual.
Aku di sekulahan sebagai pribadi yang ramah dan punya teman banyak,
Laki-laki atau perempuan semua senang berteman denganku karena aku
lumayan bergaul itu di kelas atau sama adek kelas dan kakak kelas dan
aku di kelas salah satu siswi berprestasi dan aku sering mendapatkan
peringkat lima besar di kelasku.
Karena aku termasuk siswi berprestasi, Guru-guru pada bangga padaku. Dan
di mata pelajaranku yang paling aku favoritkan adalah mata pelajaran
Matematika, kebetulan yang mengajar di Mapel itu adalah Bapak Aldo,
orangnya ganteng, tinggi badanya kekar, dan beliau belum punya isteri
karena usianya 25 tahun.
Suatu hari waktu istirahat aku sedang kumpul-kumpul sama temanku di
depan kelas, dan aku haus, lalu aku berjalan ke kantin mau beli minum,
Tiba-tiba Pak Aldo keluar dari kantor dan menabrakku karena beliau tidak
sengaja,
“Maaf Mirna, aku tadi gak sengaja” Pak Aldo.
“Iya Pak, gak pa-pa tadi aku jalan juga gak lihat-lihat kok pak dan saya keburu-buru,“ jawabku.
“Sebagai perminta maafku mari aku traktir di kantin,” ajakan Pak Aldo.
Akhirnya aku tidak menolak ajaknya, sesambil aku memandangnya karena
kegantenganya dan aku sambil menggodanya aku berpura-pura memperbaiki
tali sepatuku karena aku pakai rok pendek atau seragamku dan waktu itu
terlihat keindahan pahaku. Dan Pak Aldo tersenyum saat memandangi
keindahan pahaku dan aku berpura-pura minta maaf, krena aku
membelakanginya dan posisiku di depannya Pak Aldo,
“Maaf ya Pak,” kataku.
“Tidak apa-apa Mirna”. Jawab Pak Aldo.
Sebenernya didalam hatiku aku tertawa karena aku ngerjain Pak Aldo.
Pada suatu hari waktu hari minggu aku berniat ke rumahnya Pak Aldo, dan
aku berpamitan sama orangtuaku aku ke rumah Guruku bersama teman-temanku
menyelesaikan tugas atau PR. Dan aku di izinkan oleh kedua orang tuaku.
Ketika Aku sampai rumah Pak Aldo, beliau baru mandi dan aku nunggu di
depan rumahnya sambil kuketuk pintu rumahnya dan nunggu pintu rumahnya
di buka, akhirnya aku di bukain pintu Pak Aldo kaget,
“Eeeh,,, kamu Mirna ada apa ya, mana temanmu,?” tanya Pak Aldo.
“Gini pak tadi mumpung lewat di jalan ini jadi aku sekalian mampir dan pengen tau rumah Pak Aldo,” jawabku.
Lalu Pak Aldo mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya,
“Oohh. Kirain ada apa kok tumben,” jawab Pak Aldo.
“Maaf rumahku jelek lho Mir, dan berantakan, ni saya tinggal ganti baju dulu ya,?” Pak Aldo.
“Iya pak silahkan,” jawabku.
Memang Pak Aldo hanya mengenakan handuk saja, karena beliau baru selesai
mandi. Dan setelah ganti baju Pak Aldo nemuin aku lagi di ruang tamu
dan aku mulai bertanya sama Pak Aldo,
“Maksud saya kesini mau tanya tentang materi kemaren pak karena saya
kemaren agak ngantuk jadi kurang paham. Oh ya Pak maaf sebelumnya Kok
sepi banget rumahnya pak,?” tanyaku.
“Saya ngontrak rumah disini sendirian Mirna,?” jawab Pak Aldo.
Selanjutnya kami berdua membahas materi kemaren dan tiba-tiba gak terasa
jam 12 sampai tiba waktunya makan siang dan Pak Aldo bertanya,
“Udah laper belom Mir?” Tanya Pak Aldo.
“Hehehehe lumayan sih Pak,” Jawabku sambil tersenyum malu.
“Kamu tunggu disini bentar ya, aku mau beli makan dulu ke warteg ,” Pak Aldo.
“Oh ya pak, maaf ngrepotin lho,” jawabku.
“Gak pa-pa,” jawab Pak Aldo.
Sewaktu Pak Aldo beli Makan, aku di rumahnya jalan-jalan sambil
melihat-lihat kondisi rumah kontrakanya dan sampai kebelakng. Karena
bujangan, Tetapi tanpa aku sengaja melihat kamar Pak Aldo pintu kamarnya
terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat buku-buku koleksi buku
matematika di meja kamarnya, lalu aku tidak sengaja melihat majalah
dewasa di atas kasurnya lalu aku buka-buka melihat buku itu. Dan
ternyata isi buku itu gambar-gambarnya berisi cewek-cowok bugil. Ada
juga majalah porno, banyak banget koleksi majalah dewasanya. Aku tidak
mengira ternyata Pak Aldo juga suka koleksi seperti itu, dan tiba-tiba
aku mendengar suara Pak Aldo dari belakangku,
“Lho,, Ngapain kamu di kamarku Mir,,? Ayo makan dulu, nanti keburu dingin nasinya malah gak enak,” Pak Aldo.
Waktu itu aku kaget banget aku sambil melihat rautan wajahnya dan aku
sambil ketakutan. Tapi Pak Aldo kelihatanya gak marah, lalu Majalah
kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata
tergagap-gagap sambil grogi, malu, deg-degkan,
“Maa..aa..aaf, ya Pak aku sudah lancang masuk kamar Bapak,” kataku sambil minta maaf.
“Iya gak papa. Kamar saya berantakan, yasudahlah Kita makan aja yuk,” jawab Pak Aldo sambil tersenyum.
akhirnya aku lega Pak Aldo tidak marah-marah padaku atau membentakku,
hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa maluku belum bisa hilang. Lalu
kami makan dan aku bertanya,
“Koleksi bukunya banyak banget Pak, Emang bapak sempat dibacanya,?” Tanyaku.
“Ya, sebenernya sih gak sempet, tapi ini belum semua aku baca. Lumayan buat iseng-iseng kalau tidak bisa tidur,” jawabnya.
Lalu aku tanya lagi sambil memancing pemmbicaraan,
“Kok, tadi ada majalah yang begituan pak?”.
“Yang begituan gimana maksudtnya”.
Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum,
“Emm.., Ya, yang begituan, Majalah dewasa atau majalah porno itu lho pak” tanyaku sambil malu dan agak genit dikit.
“Hehehe yang itu toh. Itu dulu yang ngasih teman saya yang dari Batam. Jawab Pak Aldo.
Lalu Pak Aldo sambil agak genit nawarin aku,
“Kalau kamu serius apa masuk kamarku yuk,” Ajakan Pak ALdo.
Akupun tidak menolaknya dan aku segera ke kamarnya dan kuambil majalah dewasa tadi yang berada di atas tempat tidurnya.
Begitu sampai dikamar, Pak Aldo bertanya padaku,
“Betul kamu tidak malu Mir,?”
Aku hanya menggelengkan kepala tanpa rasa maluku tadi. Selanjutnya Pak Aldo dengan santainya membuka celana panjangnya dan aku
melihat sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan badanya
dan aku di tidurkan di atas tempat tidurnya. Aku sebenarnya ingin
merintih dan berteriak tetapi kutahan.
“Sakit, Mir,?” tanyaku.
Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan
mulutkupun hanya terdiam. lAlu Pak Aldo menciumiku terutama leherku dan
mulutku semakin lama kecupanya Pak Aldo semakin berani dan menggila
sesampai membuka bajuku dan meremas-remas buah dadaku sambil memainkan
putingku dan mengulum putingku satu persatu sampai aku keenakan dan
setelah memainkan buah dadaku berlanjut melepaskan celana dan celana
dalamku.
Dan setelah melepaskan celana dalamku Pak Aldo meciumi memekku dan menjilati pinggiran memekku, Aku hanya bisa mendesah,
”AAaaahh, Hemm.., sshhhhhh”. Desahanku.
Akhirnya aku terangsang dengan perbuatan Guruku tadi, lalu
melanjutkan memainkan klitorisku sambil di jilatinya, aku mendesah lagi
dan tak kuat menahan nafsu birahiku,
“Ahhhhhhh,,,pak,ahhhhhhhhhhh enak pak” desahanku kembali.
Selanjutnya Pak Aldo berdiri dan aku masih tertidur di atas tempat
tidurnya, dan Pak Aldo melebarkan kedua kakiku, dan Pak Aldo mulai
memasukkan Batang penisnya ke dalam memekku, beliau kesusahan
memasukkanya, karena aku masih perawan.
Tanpa bertanya lagi langsung memasukkanya sempet susah banget awalan,
lalu aku bantu pakai air liurku sendiri dan akhirnya bisa masuk,
Blessssssss sambil perlahan, dan Pak Aldo gak berani masukkan
penisnya sampai pol, Pak Aldo menggerakan gaya maju mundurnya
pelan-pelan, samapi aku memekku ngeluarin darah,
“Ahhhhhhhhhh…emhhhhhhh…sakit pak,” rintihanku sambil kesakitan.
Lama-lama aku keenakan dan terasa memeku gak terasa sempit lagi, dan
Pak Aldo memulai gerakanya agak keras, dan memsukan batang penisnya
sampai Poll.
“Ahhhhhh…uhhhhhh…pak, mulai enak Pak,, terus pak ayo pak” rintihanku sambil menikmati.
Pak Aldo gerakan maju mundurnya agak keras lagi, sambil meremas-remas
payudaraku dan memelintir batang putingku, aku menikmati itu dan rasa
nikmat hasratku mulai terwujud, Karena aku menikmati hubungan seksku,
udah berjalan kira-kira 15 menit dan Pak Aldo semakin keras dan keras
sekali karena beliau mulai klimaks,
“Ahhhhhhhhh…..ahhhhhhhhh….ahhhhhh…Mau keluar ni Mirna,?” sambil keenakan, tanyanya Pak Aldo.
“ohhhhhhhhhhhh…ohhhhhhhhhh..pelan pak,” jawabku.
Pak Aldo terus menggerakan gayanya dan,
“Ahhhhhh,,,Crotttttttttttttttttttttt,,crottttttttttttttttt,,crottttttttttttttttt”
Pak Aldo mengeluarkan air maninya ke atas perutku sampai memuncrat ke
buah dadaku. Akhirnya Pak Aldo mulai agak lemas dan dia mencium pipiku
dan bibirku sambil tanganku mengelus-elus penisnya Pak Aldo. Dan kami
akhirnya tiduran sebentar dan akhirnya aku ngomong sama Pak Aldo sambil
tiduran,
“Baru pertama ini saya melakukanya Pak,?” tanyaku.
“Iya Sama, saya juga Mirna,” Jawab Pak Aldo.
Kemudian aku tersenyum padanya dan samapai tertidur, kami tertidur
juga masih keadaan bugil semua. Akhirnya aku terbangun jam 17:00 sorejak
Pak Aldo mandi bersama. Di situlah kami berdua saling bergantian
membersihkan tubuh aku pun tida merasa canggung lagi ketika Pak Aldo
sedang membersihkan memekku yang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak
darah yang mungkin luka dari selaput yang robek. Begitu juga aku, tidak
merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang besar.
Setelah kami selesai
mandi, Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Aldo memberi
ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku,
terbayang bagaimana keadaan kedua orang tuaku dan nama baik sekolah bila
kejadian tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai
pengalaman saja.
Semenjak itulah, bila aku ada waktu luang aku datang ke rumah Pak
Aldo untuk menikmati ML dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut
tak pernah sampai bocor. Dan sampai sekarang pun aku masih tetap
menikmati hubungan ML walaupun aku sudah kelas XII dan Pak Aldo tidak
mengajar kelas XII, dan kami akhirnya kayak ada hubungan pacaran. Dan
Pak Aldo pun janji kalau nanti udah lulus kelas XII dan meneruskan
kuliah setelah lulus kuliah dia janji padaku untuk menikahiku. Yang
penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu hubungan seks atau sama
guru Matematikaku itu.

Senin, 15 Januari 2018